Kemacetan di Pasar Kemiri Depok, Warga Keluhkan Jalan Sempit dan Pedagang yang Meluber ke Badan Jalan

 Kemacetan di Pasar Tradisional Depok: Warga Keluhkan Jalan Sempit dan Pedagang yang Meluber ke Badan Jalan

Aktivitas jual beli di salah satu pasar tradisional kawasan Depok kembali menyebabkan kemacetan panjang pada pagi hari. Jalan sempit yang dipadati pedagang kaki lima dan minimnya pengaturan lalu lintas membuat arus kendaraan tersendat, menimbulkan keluhan dari pengendara dan warga sekitar.

Aktivitas jual beli di salah satu pasar kemiri kawasan Depok kembali menimbulkan kemacetan panjang pada pagi hari. Jalan yang sempit dan dipenuhi pedagang kaki lima membuat arus lalu lintas tersendat. Kondisi ini diperparah oleh banyaknya pengendara sepeda motor yang melintas di antara kerumunan pembeli tanpa adanya pengaturan dari petugas.

Pantauan di lapangan menunjukkan suasana pasar yang padat dengan warga yang berbelanja kebutuhan harian. Deretan pedagang sayur, buah, dan bahan pokok menempati hampir seluruh bahu jalan, menyisakan ruang sempit bagi kendaraan untuk melintas. Akibatnya, antrean motor dan pejalan kaki saling berhimpitan di tengah hiruk-pikuk transaksi jual beli. Situasi ini membuat suasana pasar tampak semrawut dan berisiko tinggi terhadap kecelakaan ringan.

Seorang pengendara motor, Rani (27), mengaku hampir setiap pagi melewati kawasan tersebut untuk menuju tempat kerja. Ia mengeluhkan kondisi pasar yang tak pernah tertib dan selalu macet, terutama di akhir pekan. “Jalan ini satu-satunya akses cepat ke jalan utama. Tapi kalau lewat sini pagi-pagi, pasti macet. Kadang pedagang sampai ke tengah jalan,” ujarnya.

Selain menyebabkan kemacetan, kondisi tersebut juga menimbulkan kekhawatiran warga akan keselamatan pengguna jalan, terutama pejalan kaki dan anak-anak yang sering ikut berbelanja. Beberapa kali, menurut warga sekitar, terjadi insiden kecil seperti motor yang tersenggol gerobak atau pembeli yang hampir tertabrak karena berdesakan di tengah jalan.

Ketua RT setempat, Mulyono, menyebutkan bahwa pihaknya sudah beberapa kali melaporkan situasi ini kepada pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan. “Kami sudah mengusulkan penertiban dan pengaturan ulang lokasi berdagang. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata. Pedagang juga mengeluh karena kalau dipindahkan, mereka takut kehilangan pembeli,” kata Mulyono.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Yudi Prasetyo, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjadwalkan evaluasi penataan pasar bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perdagangan. “Kami akan menertibkan pedagang yang berjualan di badan jalan serta menambah rambu peringatan di sekitar pasar. Solusi jangka panjangnya adalah relokasi sebagian pedagang ke area yang lebih tertata,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.

Kemacetan di sekitar pasar tradisional menjadi masalah klasik yang sering terjadi di banyak daerah, termasuk Depok. Selain faktor kurangnya lahan, lemahnya pengawasan dan kesadaran masyarakat turut memperburuk situasi. Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah konkret agar pasar tetap hidup sebagai pusat ekonomi rakyat tanpa mengorbankan ketertiban dan keselamatan pengguna jalan.


Postingan populer dari blog ini

Kebakaran Hebat Akibat Konsleting Listrik Hanguskan Bangunan di Jalan Baru

Topeng Tradisional Jawa: Sepasang Wajah yang Menyimpan Cerita Panjang Seni Pertunjukan Nusantara

Pesona Busana Adat Dayak di Museum: Warisan Budaya yang Tetap Hidup dalam Modernitas